“Kak Ifah, sugeng riyadi itu apa?” Tanya Ais kepada kakaknya saat mereka ngobrol di kamar. Kakaknya tak bisa menjawab. Mamanya yang lagi preparing nyeduh kopi senyum-senyum mendengarnya. Anak-anak memang tak bisa ngomong jawa, apalagi jawa alus. Mereka anak-anak Banjar. Ato Bugis?! 🤔

Malam ini untuk yang kesekian kalinya bikin turkish coffee. Dan untuk kesekian kalinya pula gagal wkwkwk. Gagalnya dimana? Yet, I can control its bitterness. Tapi seduhanku tidak bisa menghasilkan crema yang tebal dan mempertahankan crema tersebut lebih lama.

Memang sih, crema yang tebal bisa terbentuk kalo coffee groundnya powdery. Sedangkan grinderku cuman mampu menggiling pada level fine untuk espresso. Itu salah satu penyebabnya. Sebab lain, aku kurang sabar saat proses pemanasannya. Kudu ndang nuang ke dalam cangkir aja klo dah mulai blooming jelang mendidih. Akhirnya cremanya ambyar 😁. Yang penting bisa dinikmati lah.


Nyeduh kali ini dengan kopi robusta gurih besutan Jones micro roastery.
***
Eid Fitr 1st, 1441 H.
May, 24th, 2020
Tyastlc for Wild Rose Coffee